yocta nur rahman
2 min readJan 18, 2023
resensi buku Lembah Membara

RESENSI BUKU: Lembah Membara

Judul : Lembah Membara

Penulis : Moerwanto

Penerbit : CV Indocamp

Tahun : 1984

Tebal : 212 halaman

Buku ”Lembah Membara” menceritakan petualangan Bramantyo, seorang Indonesia namun terlibat di palagan perang dunia kedua di tanah Eropa. Menjadi prajurit kerajaan Inggris The British Empire. Sebagai komandan Tank Crusader Armoured Division. Kegigihannya memukul pasukan Jerman membawanya dianugrahi Medali Distinguished Service Order. Hingga akhirnya dia Kembali ke tanah air. Berhadapan dengan pasukan Netherlands East Indies Forces Intelligence Service (NEFIS).

Perjalanan Bram, panggilan Bramantyo, dimulai selepas dia menamatkan Pendidikan di Hogere Burger School (HBS) di Batavia. Bukan tanpa alasan Bramantyo bisa tembus di HBS. Ayahnya, seorang arsitek, berteman akrab dengan Ir. Hangelman, direktur Koningin Emma School, memudahkan langkah Bram tembus sekolah elit tersebut.

Bram kemudian hijrah ke Belanda. Dia menjadi mahasiswa di Technische Hoge School jurusan Waterbouwkonde. Namun meletusnya perang dunia kedua membuat keadaan menjadi kacau. Keluarga Hangelman menyebrang ke Inggris. Bram menerima tawaran menjadi tentara pasukan tank kerajaan Inggris.

Pantai Normandi menjadi medang perang Bram dengan pasukan tanknya. Meriam crusader Bram pula yang berhasil pertama kali merontokkan panser dan tank Jerman yang terkenal Tangguh. Pertempuran berlanjut di lembah sungai Marne. Bahkan pasukan Bram berhadapan langsung dengan Divisi Tank Jerman dibawah pimpinan Jendral Sepp Dietrich. Jendral kesayangan Fuhrer, Adolf Hitler.

Mengambil latar belakang perang dunia kedua, novel ini mengangkat tema patriotrik. Pengalaman pertempuran Bram di tanah Eropa menjadi modal apik menahan agresivitas pasukan Belanda pimpinan Kapten Van Engelen. Dimulai dari Surabaya, bergerilya dengan menggotong amunisi hingga Malang dan bertempur di lembah kali Brantas.

Menariknya dari novel ini, beberapa pertempuran digambarkan secara intens. Pembaca diajak menegangkannya pertempuran yang terjadi. Baik saat Bram masih menjadi tentara Kerajaan Inggris atau pun menjadi gerilyawan melawan Belanda. Catatan untuk novel ini, beberapa kedekatan antar tokoh digambarkan terlalu intim. Sehingga menimbulkan kurang nyaman saat membaca.

No responses yet